Jakarta, GIC Trade – Harga minyak mentah berjangka WTI stabil mendekati $80 per barel pada hari Kamis setelah kehilangan lebih dari 2% di sesi sebelumnya, karena penurunan peringkat kredit AS baru-baru ini oleh Fitch mendorong sentimen risk-off di pasar keuangan.
Western Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar angka $79,35 sejauh ini pada hari Kamis. Harga WTI menghadapi beberapa tekanan jual dan terkoreksi lebih rendah dari $82,12, tertinggi sejak 14 April, karena persediaan minyak mentah AS mencatat penurunan terbesar sejak 1982.
Berita bahwa pemerintahan Biden menunda rencana untuk mengisi kembali Cadangan Minyak Strategis AS di tengah harga energi yang tinggi juga membebani pasar.
Sementara itu, harga minyak mendapat dukungan dari data EIA yang menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun sekitar 17 juta barel pekan lalu, penarikan terbesar sejak pencatatan dimulai pada 1980 dan jauh melebihi ekspektasi pasar untuk penarikan 1,367 juta barel.
Di sisi lain, American Petroleum Institute mengindikasikan pada hari Selasa bahwa stok minyak mentah AS turun sekitar 15,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 28 Juli setelah naik 1.319 juta barel pada minggu sebelumnya.
Investor juga bersiap untuk pertemuan OPEC pada hari Jumat, di mana Arab Saudi diperkirakan akan mengumumkan perpanjangan pemotongan produksi sukarela 1 juta barel per hari hingga September.
Secara fundamental, harga minyak mentah WTI terkoreksi di tengah penguatan dolar AS, membuat pembeli dengan mata uang lainnya menjadi lebih mahal, sehingga mengurangi permintaan. Namun, penurunan dalam persediaan minyak membatasi penurunan. Lalu bagaimana secara teknikal, simak analisanya berikut ini:
Analisis Teknikal
Harga minyak pada periode 1 jam mencoba bergerak turun, perlu melewati level support di 78.45 hingga menuju level support selanjutnya di 77.00. Sementara untuk merubah bias menjadi bullish, maka harga minyak perlu melewati level resistance di 79.11 hingga menuju level resistance selanjutnya di 80.40.