Mata uang Asia memperpanjang kerugian di hari Jumat ini karena terdampak dolar AS yang naik melonjak selama enam bulan setelah serangkaian data ekonomi menguat sehingga memicu kembali kekhawatiran bahwa Fed akan terus menaikkan suku bunga mereka di masa depan.
Di sisi lain, Ringgit Malaysia (USD/MYR) memimpin kerugian di hari diantara negara Asia Tenggara lainnya, turun sebesar 0,6% dan mencapai penurunan terendah selama lebih dari satu bulan. Sejauh ini turun sebanyak 2,3% dalam waktu seminggu, penurunan ini tercatat sebagai penurunan yang paling tajam sejak awal pandemi dimulai.
Sementara itu dolar Singapura (USD/SGD) dan Rupee India (USD/INR) juga mengalami hal yang sama dengan Ringgit Malaysia. Masing-masing turun sebesar 0,2% dan 0,1%, dan keduanya menandai level terendah sejak 6 Januari.
Menurut analis di ANZ, reli yang ada di pasar lokal berhenti akibat dinamika pertumbuhan inflasi Amerika yang lebih kuat menyerang dari perkiraan telah menghidupkan kembali kekhawatiran atas siklus kenaikan suku bunga yang akan diperpanjang.
Menurut analisanya, kondisi tersebut tidak cukup untuk menggagalkan kinerja pasar lokal dengan cara yang lebih tahan lama.
Hal tersebut dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 3,5% YoY dalam jajak pendapat dari Reuters dan merevisi pertumbuhan sekitar 4,6% pada kuartal September. Secara kuartal ke kuartal, perekonomian secara tidak diduga berkontraksi.
Menurut analisa dari seorang ahli strategi pasar di Krung Thai Bank, Poon Panichpibool, pembacaan PDB yang lemah daripada perkiraan dapat mendorong beberapa investor asing untuk mengurangi posisi long mereka atau mengambil laba, terutama ketika keuntungan FX mereka berkurang sekitar 50% akhir-akhir ini dari depresiasi tajam dalam baht.
Ekonomi tradisional dinilai berada dalam resesi jika PDB berkontraksi dalam dua kuartal berturut-turut, namun badan perencanaan Thailand mengatakan bahwa pertumbuhan akan pulih kembali pada Januari-Maret karena bantuan dari kegiatan pariwisata yang menguat.
Poon mengatakan bahwa pariwisata asing akan membantu mengurangi dampak dari lemahnya ekspor. Dengan masuknya turis asing dari China kemungkinan akan mendorong lebih banyak pendapatan pariwisata mulai kuartal kedua.
Ekuitas di Filipina, PSEI merosot sekitar 0,9% yang menandai hari terburuk mereka dalam dua minggu, sementara saham di Thailand (SET) dan Singapura (IMS) masing-masing juga turun sebanyak 0,4%.
Update berita forex lainnya melalui Jurnal GIC setiap harinya untuk mengetahui update terkini seputar dunia forex hingga crypto. Trading juga di GICTrade menggunakan akun ECN untuk bisa menikmati trading dengan spread rendah mulai dari nol!
Registrasi Disini Untuk Dapetin Profit Trading Secara Maksimal, Jadiin Peluang Cuan!