Saham gorengan kali ini tengah hangat diperbincangkan di dunia termasuk Indonesia yang juga tengah membahas berita ini. Baru-baru ini, salah satu saham terbesar di India, Adani Group sedang mengalami masalah besar yang membuat Presiden Joko Widodo juga ikut menyoroti kasus ini. Bagaimana kelanjutannya? Simak informasi dibawah ini.
Presiden Joko Widodo tengah menyoroti kasus mengenai skandal saham gorengan. Alasannya karena terdapat skandal yang dilakukan oleh Adani Group yang berbasis di India. pasalnya, saham Adani Group tengah tertimpa kasus manipulasi saham.
Jokowi tidak ingin skandal tersebut terulang kembali di Indonesia. Karena sempat sebelumnya masalah yang sama pernah menimpa bursa saham RI. Kasusnya pun menyebabkan kerugian yang tak sedikit, bahkan hingga puluhan triliun sampai merugikan negara!
kasus tersebut tak lain menimpa dua perusahaan keuangan milik BUMN, Asabri dan Jiwasraya. Dalang dibalik skandal besar negara ini antara lain dilakukan oleh Heru Hidayat dan Benny Tjokrosaputro (Bentjok).
Jumlah kerugian masing-masing perusahaan adalah sebesar Rp22,7 Triliun dan Rp16,8 Triliun sehingga total kerugiannya mencapai Rp39,5 Triliun. Total yang kerugian yang fantastis yang menyebabkan negara juga ikut merugi akibat skandal tersebut.
Kehebohan skandal yang dialami oleh Adani Group lantaran laporan dari sebuah perusahaan investasi Amerika Serikat, Hindenburg Research yang menuding Adani Group melakukan manipulasi akuntansi terhadap saham mereka sendiri.
Sontak hal ini membuat Jokowi semakin was-was dan memberi tugas kepada OJK untuk lebih intensif lagi mengawasi industri keuangan mulai dari mikro hingga makro.
Mantan CEO Jawa Pos Group, Dahlan Iskan juga ikut menyoroti kasus Adani Group. Berdasarkan informasi yang kami kutip dari situs cnbcindonesia.com, Dahlan mencatat kasus yang menimpa Adani Group sudah terjadi sejak 24 Januari lalu.
Saham asal India tersebut melakukan manipulasi saham berdasarkan hasil riset dari Hindenburg. Kemudian Adani Group membantah tudingan dari Hindenburg, namun rupanya publik lebih percaya pada Hindenburg. Menurut laporan, ada 11 perusahaan dari Adani Group yang terus anjlok sampai menyentuh nominal kerugian hingga US$110 Miliar.
Yang membuat rakyat India murka, perusahaan tersebut berhutang ke bank negara dan asuransi dengan total hutang mencapai Rp 400 Triliun. Kondisi saham juga diperparah akibat Hindenburg yang ikut melakukan short selling secara terbuka.
Lebih lanjut, Jokowi meminta BEI untuk membuat papan pemantauan yang khusus memantau pergerakan saham gorengan di Indonesia untuk mencegah agar kejadian yang sama tidak terulang lagi di negara ini.
Kenali Ciri-ciri Saham Gorengan
Saham gorengan adalah saham yang dikelola banyak orang untuk menjaga harga saham. Biasanya orang-orang yang ada di saham ini merupakan orang-orang yang ingin memiliki keuntungan lebih besar dari ritel (bandar).
Dengan kamu mengenali ciri-ciri saham gorengan, maka kamu bisa lebih berhati-hati lagi dalam memilih saham untuk kamu jadikan investasi. Berikut dibawah ini ciri-ciri dari saham gorengan.
-
volume perdagangan yang tidak sesuai, dimana volume saham lebih besar dibandingkan dengan saham emiten ternama.
-
Biasanya dikendalikan emiten baru, karena harga saham yang murah, biasanya ada banyak permainan yang sering dilakukan oleh saham gorengan.
-
Kenaikan harga yang tidak wajar, jika kebanyakan emiten saham naik secara bertahap, saham gorengan naik lebih dari 10% maka dipastikan saham tersebut dikendalikan oleh bandar.
Agar kamu tidak terjebak lagi oleh embel-embel saham murah dengan imbalan keuntungan yang menggiurkan, kamu tentunya harus melakukan riset terlebih dahulu sebelum kamu memutuskan untuk berinvestasi di saham.
Sekarang kamu tidak perlu khawatir lagi mendengar kabar saham gorengan yang melanda Adani Group. Kamu perlu kenalan dengan Market Maker dari GIC!