Jakarta, GIC Trade – World Gold Council (WGC) menerbitkan sebuah laporan terbaru pada hari Selasa terkait tren permintaan emas kuartal keempat dan setahun, yang menyoroti pembelian emas dari konsumen ritel dan juga dari bank sentral yang merupakan pembelian yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dimana dalam laporan tersebut menurut WGC menunjukkan bahwa secara total, permintaan emas global tahunan melonjak sebesar 18% tahun lalu menjadi 4.741 ton yang hampir setara dengan lonjakan di tahun 2011 silam. Keuntungan setahun penuh tersebut dibantu dengan rekor permintaan pada kuartal keempat yang mencapai 1.337 ton.
WGC juga menambahkan bahwa pertumbuhan di pasar emas datang karena investasi dalam bullion yang diperdagangan di bursa yang mendukung emas menurun sebesar 110 ton pada tahun lalu. Namun, WGC mengatakan arus keluar di Exchange Traded Fund (ETF) pada tahun 2022 secara signifikan lebih baik daripada 189 ton yang dijual di tahun 2021.
Sebagai informasi bank bullion adalah sebuah bank yang melakukan transaksi pembelian dan penjualan logam mulia.
Sementara investor ritel melakukan pembelian terhadap emas batangan dan koin secara global naik ke level tertinggi sembilan tahun sebesar 1.217 ton, yang naik 2% dari tahun 2021. Laporan tersbeut mengatakan bahwa total permintaan investasi naik 10% menjadi 1.107 ton tahun lalu.
Pilar kekuatan besar lainnya tahun lalu adalah permintaan dari bank sentral. Pada kuartal keempat, bank-bank sentral membeli sebesar 417 ton emas, menambah hampir 400 ton yang dibeli pada kuartal ketiga. WGC mengatakan bahwa bank sentral membeli 1.136 ton emas tahun lalu, tingkat pembelian tertinggi sejak 1967.
Pilar kekuatan besar lainnya tahun lalu adalah permintaan dari bank sentral. Pada kuartal keempat, bank-bank sentral membeli sebesar 417 ton emas, menambah hampir 400 ton yang dibeli pada kuartal ketiga. WGC mengatakan bahwa bank sentral membeli 1.136 ton emas tahun lalu, tingkat pembelian tertinggi sejak 1967.
Ke depan, WGC mengatakan bahwa mereka melihat prospek yang meningkat untuk permintaan ETF (Reksa Dana bebrebntuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya di perdagangkan di Bursa Efek) pada tahun 2023, terutama karena bank sentral Amerika Serikat (federal Reserve AS/The Fed) di perkirakan akan mengakhiri siklus pelonggaran yang agresif di semester pertama tahun ini.
Secara fundamental, permintaan global yang tinggi terhadap asset emas mendukung harga emas mengalami lonjakan. Lalu bagaimana secara teknikal, simak analisanya berikut ini:
Analisis Teknikal
Harga emas cenderung turun lebih lanjut yang terkonfirmasi dengan pola Descending Triangle pada periode 1 jam. Penurunan lebih lanjut terjadi, jika harga emas mampu melewati area support 1917.00, menuju level support terkuat harian S3 di 1905.10. Namun, jika emas break resistance 1932.70, maka bias bereubah bullish hingga resistance 1940.40.