Indikator moving average adalah indikator populer yang sering digunakan oleh para trader pemula. Semudah apa menggunakan indikator ini untuk meraih profit dalam trading forex?
Apa itu indikator moving average?
Moving average adalah indikator yang menghitung harga rata-rata suatu aset dalam periode waktu tertentu, kemudian menghubungkannya dalam bentuk garis. Nilai rata-rata bisa berasal dari harga pembukaan (open), penutupan (close), tertinggi (high), terendah (low), atau pertengahan (median). Menggunakan indikator moving average sama dengan mempraktekkan metode sederhana yaitu membaca pergerakan harga dari waktu ke waktu. Sesuai dengan artinya secara harfiah, moving average berarti menggunakan rata-rata harga penutupan (closing price) dari pasangan mata uang yang bergerak dari waktu ke waktu.
Table of Contents
Pilihan timeframe sendiri bisa disesuaikan dengan kebutuhan trader. Misalnya, periode 5 (1 minggu), 20 (1 bulan), 60 (3 bulan), dan 120 (6 bulan). Semakin panjang periode yang digunakan, maka semakin lambat pergerakan garis dibandingkan harga. Moving average adalah cara yang bisa trader andalkan untuk mengukur momentum serta mengkonfirmasi tren dan menentukan area support dan resistance. Namun, support dan resistance yang dinamis, karena bergerak sesuai dengan pergerakan harga. Jadi, pada saat uptrend, MA berfungsi sebagai support dan sebaliknya pada saat downtrend, MA berfungsi sebagai resistance.
Indikator ini 'memperhalus' pergerakan harga dalam rentang waktu tertentu, sehingga Anda bisa dengan mudah mengenali tren atau arah pergerakan harga secara umum. Seperti yang telah dijelaskan, standar harga yang digunakan biasanya adalah harga penutupan (close), namun ada beberapa metode yang menggunakan harga open, high, atau low. Setelah tau pengertiannya, trader bisa tahu bagaimana cara menggunakan indikator MA untuk mengenali tren dari pembahasan di bawah. Namun, sebelum lanjut, isi Trader Assessment GIC ya!
Bagaimana cara menggunakan indikator MA untuk mengenali tren?
Seperti yang Anda ketahui, moving average digunakan untuk mengukur ke arah mana tren akan bergerak berdasarkan dari penghitungan rata-rata nilai suatu pair mata uang dalam periode tertentu seperti 5 hari, 10 hari, 20 hari, sampai 30 hari. Dari perhitungan tersebut, Anda bisa memanfaatkan moving average sebagai penanda sinyal kapan Anda harus mengambil posisi buy atau sell. Nah, sebelum menentukan kapan Anda harus melakukan buy atau sell dari moving average, Anda harus terlebih dahulu paham mengenai crossover.Crossover atau persilangan adalah momentum dimana satu garis moving average bersilangan terhadap harga pasar candlestick atau grafik lain atau terhadap garis moving average lain. Moving average dengan periode panjang, misalnya 100 dan 200 biasanya digunakan oleh investor besar sebagai acuan untuk menentukan uptrend dan downtrend. Jika posisi harga pasar berada di atas garis MA berperiode panjang maka momentum tersebut disebut sebagai uptrend, sebaliknya jika harga pasar berada di bawahnya maka disebut sebagai downtrend. Investor besar akan mengawasi momentum uptrend sebagai penanda sinyal untuk membuka posisi beli (long position).
Nah, trader pemula dianjurkan untuk menggunakan lebih dari satu MA berperiode pendek (5.10,20) digabungkan dengan MA berperiode panjang untuk membantu memprediksi arah tren. Pada saat satu atau lebih MA berperiode pendek menyentuh MA berperiode panjang, saat itu juga trader bisa menentukan posisi. Jika MA berperiode pendek nampak akan crossover dengan MA berperiode panjang ke arah atas, maka trader mulai bersiap menangkap sinyal beli.
Sebaliknya, ketika beberapa MA berperiode pendek bergerak akan memotong garis MA berperiode panjang, bersiap-siaplah pada posisi jual. Moving average bisa memberikan isyarat kepada trader untuk cepat-cepat membuka posisi selagi tren masih berjalan. Sedangkan, jika MA tampak statis dalam waktu lama atau mulai menunjukkan kecenderungan untuk berbalik arah, maka itu bisa menjadi pertanda untuk melakukan close position.
Ada dua jenis indikator MA yang perlu Anda tahu
1. Simple moving average
Indikator simple moving average merupakan setting default dari indikator moving average. Artinya, saat kali pertama menggunakan indikator moving average, pada umumnya terminal trading akan menampilkan SMA sebagai pilihan pertama sebagai dasar indikator MA. Jadi, kemungkinan besar, trader pemula akan terbiasa menggunakan indikator SMA dibandingkan variasi indikator MA lainnya. Seperti namanya, indikator SMA menampilkan garis visual yang diformulasikan dari perhitungan rerata sederhana. Perhitungan tersebut hanya menginput daftar harga-harga dari harga tertinggi, terendah, harga pembukaan, atau penutupan, lalu dibagi seberapa lama periode ditentukan, misalnya seperti contoh moving average formula berikut ini.- Daily closing prices: 11, 12, 13,14, 15, 16, 17
- First day of 5-day SMA: (11+12+13+14+15)/5 = 13
- Second day of 5-day SMA: (12+13+14+15+16)/5 = 14
- Third day of 5-day SMA: (13+14+15+16+17)/5 = 15
2. Exponential moving average
Exponential moving average (EMA) adalah jenis moving average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Meskipun perhitungan EMA tidak sesederhana SMA, namun EMA memberikan bobot yang lebih dalam perhitungan harga rata-rata dalam rentang waktu tertentu. EMA cenderung lebih sensitif terhadap pergerakan harga, sehingga moving average exponential bergerak sedikit lebih agresif dibandingkan SMA.- SMA = jumlah harga penutupan selama 10 hari / 10
- Multiplier = (2 / (periode waktu + 1) ) = (2 / (10 + 1) ) = 0.1818 (18.18%) EMA: {Close - EMA(hari sebelumnya)} x Multiplier + EMA (hari sebelumnya)
- EMA-10 day mengaplikasikan pembobotan sebesar 18.18% bagi harga terkini.
- Namun, EMA-20 Day akan mengaplikasikan pembobotan 9.52% bagi harga terkini (2/(20+1)=0.0952). Artinya, pembobotan bagi EMA berperiode lebih pendek akan selalu lebih tinggi bagi EMA berperiode lebih panjang. Dengan penambahan pembobotan ini, EMA dapat menghasilkan indikator moving average yang ‘lebih halus’ dibandingkan SMA.
Apa saja manfaat moving average dalam trading forex?
1. Memuluskan pergerakan harga
Sebagai indikator yang membantu memuluskan pergerakan harga, salah satu fungsi MA adalah untuk mendeteksi arah tren. Teori dasar yang menjadi acuan adalah:- Jika garis moving average cenderung naik, artinya tren cenderung bullish.
- Jika garis moving average cenderung turun, artinya tren cenderung bearish.
2. Mengetahui pembalikan arah tren
Untuk menentukan titik reversal (pembalikan arah) tren, sederhananya Anda bisa melihat saat harga menembus moving average. Jika yang ditembus adalah garis MA periode jangka pendek, maka pembalikan arahnya pun untuk jangka pendek.3. Menentukan support level dan resistance
Moving Average dapat digunakan sebagai level psikologis untuk support dan resistance. Bila harga mendekati moving average, seringkali harga akan memantul kembali sehingga seolah-olah MA bertindak sebagai ‘tembok penghalang’ pergerakan harga. Oleh karena itu, bila harga menembus moving average maka hal ini dapat dikatakan sebagai sinyal pembalikan arah (reversal).Masih kesulitan untuk memahami teknik dasar trading forex?
Tidak perlu kuatir, jika Anda merasa kesulitan dalam memahami materi belajar atau teknik dasar trading, itu bukan karena pasar forex tidak bisa dipahami. Untuk memudahkan Anda dalam proses menjadi trader ahli, bergabunglah dengan komunitas trader di Telegram GIC Forex Academy yang akan memberikan informasi dan edukasi trading yang sering diadakan oleh GIC. Anda juga bisa bergabung dengan komunitas trader di Telegram GICtrade untuk bertanya langsung kepada sesama trader seputar pengalaman trading.Follow juga Instagram GIC untuk mendapatkan informasi webinar dan berbagai hadiah menarik. Selain itu, di YouTube GIC, para trader juga bisa belajar trading gratis loh! Tunggu apalagi? Makin lengkap fitur yang mendukung penuh Anda untuk memulai investasi dan trading forex melalui GIC. Jadikan transaksi lebih simpel, aman, dan menguntungkan.