Apa Itu ARB dan ARA Saham
Sebelum membahas mengenai ARB dan ARA saham, Anda perlu tahu terlebih dahulu perihal auto rejection. Dalam dunia saham, auto rejection merupakan mekanisme. Lebih lengkapnya, Auto Rejection adalah pembatasan maksimum dan minimum atas suatu penurunan dan juga kenaikan harga saham di dalam jangka waktu satu hari pada perdagangan di bursa saham. Berdasarkan informasi dari website resmi Bursa Efek Indonesia, idx.co.id, berikut ini adalah pengertian auto rejection: "auto rejection adalah batasan minimum dan maksimum dari penurunan dan kenaikan harga saham di dalam satu hari perdagangan bursa." Sistem pada bursa saham akan menolak order jual dan atau beli yang telah masuk secara otomatis apabila harga saham sudah menembus kriteria ARB, dan ARA saham yang sudah Bursa Efek Indonesia tetapkan. Penerapan auto rejection adalah untuk memastikan perdagangan saham dapat berjalan dalam keadaan yang wajar.ARA Saham
ARA saham atau yang disebut juga dengan auto rejection atas merupakan mekanisme perdagangan yang diterapkan dalam Bursa Saham Indonesia (BEI). Penerapan mekanisme ini dilakukan lewat Jakarta Automated Trading System (JATS) NEXT-G. Lembaga ini memiliki fungsi untuk memberikan pelayanan perdagangan saham dan juga surat berharga. Sistem JATS NEXT-G akan membantu dalam penanganan setiap permintaan beli dan atau jual saham. Saat saham mencapai harga di titik tertentu, sistem akan menolak secara otomatis. Peristiwa ini dikenal dengan auto rejection. ARA saham adalah istilah yang digunakan oleh para ahli saham saat harga jual saham melebihi batas atas yang sudah ditetapkan. Penetapan batas atas dibuat dalam bentuk persentase. BEI sudah menetapkan batasan auto rejection atas saham dengan mempertimbangkan harga jual sahamnya.ARB Saham
Setelah mengetahui apa itu ARA saham, selanjutnya, yang perlu diketahui adalah ARB saham. Istilah ARB saham mengacu pada kepanjangannya, yakni auto rejection bawah. Penggunaan ARB saham adalah untuk menentukan batas minimum dari penurunan harga sebuah saham di bursa efek. Apabila nilai saham telah mencapai ARB, maka sistem akan melakukan penolakan buat semua order pembelian saham yang masuk. Di dalam situasi yang normal, pihak BEI akan menetapkan nilai ARB di antara kisaran 20% sampai 35%. Namun, keadaannya menjadi berubah akibat adanya peristiwa pandemi COVID-19. Pada bulan Maret tahun 2020, BEI mengkoreksi ARB jadi 10%. Namun, terjadi kembali perubahan ARB jadi 7% karena koreksi itu dianggap BEI masih belum sesuai dengan pandemi COVID-19. BEI mengkoreksi ARB saham karena kondisi COVID-19 amat berpengaruh pada performa saham. Bahkan, karena COVID-19, hampir semua jenis saham yang diperdagangkan di BEI mengalami ARB, alih-alih hanya saham lapis dua atau tiga saja. Terdapat banyak saham yang berstatus indeks LQ-45 menghadapi kondisi serupa. Sebelum lanjut pada ARB Saham, ada baiknya pelajari tentang kemampuan dalam trading melalui Preliminary Test yang berisi pengetahuan seputar trading itu sendiri.Batas Harga Atas dan Bawah Auto Rejection
Batasan atas harga atas dan juga bawah dari auto rejection atau ARB dan ARA saham telah BEI tetapkan dan dapat Anda lihat di situs Bursa Efek Indonesia. Batasan ARB dan ARA saham yang berlaku saat ini berdasarkan BEI via Keputusan Direksi Nomor Kep-00023/BEI/03-2020.Batas ARB dan ARA Saham BEI
Aturannya antara lain:- Harga saham di atas Rp5000, batas kenaikan dan penurunannya di dalam sehari hanya 20%.
- Harga saham Rp200 – Rp5000, batas kenaikan dan penurunannya di dalam sehari adalah 25%
- Harga saham Rp50 – Rp200, batas kenaikan dan penurunannya di dalam sehari adalah 35%.
Catatan terkait ARB dan ARA saham
Terdapat beberapa catatan yang perlu Anda perhatikan terkait batasan ARB dan ARA saham, yakni:- Maksimum pembelian saham sejumlah 50.000 lot dan atau 5% dari jumlah efek yang tercatat (mana yang lebih kecil). Apabila lebih dari itu, maka akan terkena auto rejection.
- Khusus saham yang baru listing dan atau IPO, batas ARB dan ARA saham sebesar 2 (dua) kali dari persentase auto rejection.
- Semenjak pandemi, ARB diubah jadi 7% (auto reject asimetris) guna menahan penurunan harga saham dan juga IHSG secara signifikan.
- Apa yang harus diperhatikan investor atas saham yang terkena ARB atau ARA? Saham yang acapkali terkena ARA dan atau ARB lebih cocok buat trader yang telah berpengalaman, terutama yang sudah terbiasa dengan perubahan harga di dalam hitungan jam, menit, atau detik. Apabila Anda baru saja memulai investasi saham, sebaiknya hindarilah saham yang telah terkena ARA atau ARB. Faktor yang pengaruhi kenaikan dan atau penurunan harga saham secara signifikan dapat bermacam-macam, mungkin saja sahamnya kurang likuid hingga harganya gampang naik dan atau turun. Bisa juga terdapat berita dan atau rumor yang digunakan bandar guna menggerakan saham terkait. Jadi, Anda harus pastikan mengetahui risiko dari saham yang masuk ARA dan atau ARB sebelum membelinya.
Manfaat ARA Saham
BEI dalam menetapkan ARA dan ARB suatu saham memiliki tujuan agar pergerakan saham di dalam satu hari menjadi tak terlalu ekstrem. Auto rejection atas digunakan buat memastikan bahwa kenaikan harga saham tak terlalu tinggi. Sedangkan ARB, kebalikannya, yakni digunakan untuk memastikan bahwa penurunan harga saham tak terlalu rendah.Manfaat Auto Rejection bagi Pembeli Saham
Trader saham dapat peroleh keuntungan saat mampu beli saham dengan harga yang murah dan menjualnya secara mahal. Sistem auto rejection atas pada saham bekerja guna memberi jaminan agar trader saham dapat membeli saham dengan harga relatif normal.Manfaat Auto Rejection bagi Perusahaan
Auto rejection bawah atau ARB dipakai untuk perlindungan sistem atas perusahaan dan penjual saham. ARB atau auto rejection bawah ini bisa mencegah nilai saham jatuh ke titik yang ekstrem. Dengan begitu, potensi kerugian yang akan terjadi akibat harga saham yang rendah bisa menjadi minimal.Point Penting Sebelum Beli Saham yang Kena ARA atau ARB
Saham dengan pergerakan sangat fluktuatif, bahkan tidak wajar kerap menyentuh batasan ARA dan ARB. Ada beberapa point penting yang perlu Anda perhatikan sebelum membeli saham yang kena ARA dan atau ARB.Mengenali Ciri Saham yang Berpotensi Masuk Batas ARA
Berikut ini merupakan daftar saham yang berpotensi masuk ke dalam lubang batas ARA:- Pada umumnya saham berkapitalisasi kecil dan menengah.
- Saham yang terkena sentimen tertentu, semacam aksi korporasi merger dan atau akuisisi.
- Saham IPO dan atau saham perdana, dan atau yang pertama kali dijual ke publik.
- Bukan saham yang mempunyai kapitalisasi pasar besar.
- Saham yang acapkali kena ARB, biasanya saham-saham blue chip dan atau yang masuk ke dalam kategori indeks LQ45.