Trading adalah kegiatan memperjualbelikan produk investasi dalam jangka waktu yang relatif pendek. Tujuannya adalah agar dapat meraup keuntungan dari selisih harga jual dan beli produk investasi tertentu. Produk investasi yang masuk dalam sistem trading antara lain saham dan forex. Walaupun serupa, namun ada perbedaan mendasar antara trading saham dan forex.

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan surat kepemilikan ini, maka Anda berhak mendapatkan keuntungan dalam bentuk dividen yang biasanya diberikan pada akhir tahun periode pembukuan perusahaan.

Namun, keuntungan yang didapat tak hanya terbatas pada dividen tersebut. Saham juga dapat diperjualbelikan sehingga investor dapat memperoleh keuntungan dalam waktu relatif singkat dengan melihat nilai saham suatu perusahaan.

Bila saham terkait dengan kepemilikan perusahaan, forex erat hubungannya dengan harga mata uang sebuah negara dengan negara lainnya. Selisih dari naik dan turunnya naik mata uang sebuah negara terhadap mata uang lainnya menjadi keuntungan utama dalam sistem trading forex.

Sekilas, kedua produk trading ini memiliki persamaan yakni dipengaruhi oleh fluktuasi pasar. Dengan kata lain, selisih nilai jual beli menjadi sumber keuntungan dari para trader yang bermain di bidang ini. Lantas, bagaimana fluktuasi pasar saham dan pasar forex trading terjadi?

Apa yang perlu kita perhatikan untuk memaksimalkan keuntungan dari keduanya? Sebelum melihat hal-hal tersebut, ada baiknya jika kita memahami dasar-dasar perbedaan pasar trading forex dan saham sehingga pemahaman kita akan fluktuasi pasar menjadi lebih mendalam.

Barang dan Jumlah yang Diperdagangkan

Sesuai namanya, trading atau proses jual beli tentu melibatkan obyek perdagangan atau komoditi. Trading saham dan forex masing-masing memiliki barang yang berbeda satu sama lain. Trading saham memperdagangkan surat berharga kepemilikan saham sebuah perusahaan. Nilai saham antara satu perusahaan dengan perusahaan lain berbeda tergantung besar kecilnya perusahaan tersebut.

Meski demikian, nilai saham yang berlaku pada satu perusahaan tidak dibandingkan dengan perusahaan lain. Terdapat lebih dari 10.000 saham di seluruh dunia dengan variasi bidang perusahaan yang dapat Anda pilih. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi investor yang bersifat eksperimental sehingga lebih mudah ‘membagi telur ke berbagai keranjang yang berbeda’.

Sementara itu, trading forex memperdagangkan kontrak harga mata uang sebuah negara dengan mata uang negara lainnya. Dalam forex, nilai yang berlaku adalah nilai perbandingan antara harga sebuah mata uang dengan mata uang lainnya. Oleh karenanya, produk forex sering dinyatakan dalam pasangan-pasangan komoditi mata uang atau yang kerap disebut sebagai commodity pairs.

Di pasar forex, terdapat banyak commodity pairs yang diperjualbelikan. Meski demikian, hanya ada 4 pasangan besar (major pairs) yang dianggap paling kuat dan paling sering diperdagangkan karena nilainya. Keempat major pairs tersebut antara lain EUR/USD, USD/JPY, GBP/USD, USD/CHF. Sedikitnya produk dalam pasar forex memberikan kemudahan bagi investor untuk membandingkan produk satu dengan lainnya sehingga lebih mudah menganalisis proyeksi keuntungan yang akan didapatkan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Analisis Teknikal

Saat memilih untuk membeli atau menjual saham, tentu yang perlu kita perhatikan adalah faktor-faktor yang memengaruhi perubahan harga di pasar. Ketika bermain dalam trading saham, maka faktor pertama yang harus diperhatikan adalah laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisa dalam segi ini bertujuan untuk memeriksa apakah cash-flow perusahaan dalam kondisi yang menguntungkan atau tidak untuk berinvestasi.

Faktor kedua adalah sektor yang terkait dengan perusahaan tersebut. Nilailah dengan memperhatikan kondisi saat ini dan kemungkinan yang akan terjadi di sektor tersebut dalam waktu yang akan datang. Faktor ketiga yang memengaruhi analisis teknikal dalam trading saham adalah kondisi negara asal perusahaan tersebut. Kondisi negara yang stabil cenderung memberikan grafik yang stabil bagi pertumbuhan perusahaan.

Lain halnya dengan trading saham, trader forex tidak perlu untuk menganalisis data perusahaan mana pun. Hal ini disebabkan karena perdagangan forex memiliki keterkaitan langsung dengan mata uang sebuah negara sehingga data yang perlu dianalisis adalah kondisi negara pasangan mata uang.

Fasilitas Short selling yang Digunakan

Salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan dalam trading saat nilai produk turun adalah dengan cara short selling. Konsep short selling sebenarnya sederhana, investor/trader akan meminjam saham atau kontrak forex, menjualnya dalam harga saat itu, dan membelinya kembali (buyback) untuk dikembalikan ke pialang/peminjam.

Investor/trader mengharapkan harga saham/forex akan turun setelah dijual, kemudian membelinya kembali untuk dikembalikan ke pialang atau peminjam. Selisih dari harga jual dan harga beli inilah yang jadi keuntungan dari investor/trader. Apabila yang terjadi sebaliknya, di mana harga saham justru naik, maka investor/trader harus menanggung kerugian sesuai dengan selisih yang muncul.

Sebagai contoh, seorang investor berasumsi bahwa saham Tesla (TSLA) mengalami overvalue (harga di atas yang seharusnya) di angka $625 dan akan turun harga dalam waktu dekat. Investor akan meminjam 10 lembar saham dari pialang dan menjualnya dengan harga $625 per lembar. Ketika harga saham turun menjadi $500 per lembar, investor segera membeli kembali 10 lembar saham dan mengembalikannya ke pialang.

Sehingga, keuntungan totalnya $1250. Namun apabila harga saham TSLA justru naik ke angka $700 per lembar, maka investor akan rugi $750. Dalam trading forex, short selling diperbolehkan bagi setiap pelaku investasi. Namun dalam pasar saham Indonesia, short selling dilarang oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) karena dianggap dapat memicu turunnya IHSG.

Hal ini disebabkan karena tidak jarang investor/trader yang melakukan short selling sengaja menyebarkan rumor palsu untuk menurunkan harga pasar. Inilah yang dikhawatirkan dapat merusak nilai IHSG yang sebenarnya. Meski begitu, bukan berarti short selling dilarang di semua negara. Amerika Serikat misalnya, memperbolehkan praktik short selling selama masih mengikuti aturan-aturan ketat serta regulasi yang berlaku.

Fluktuasi Pasar

Kondisi fluktuasi pasar sangat memengaruhi keuntungan bagi masing-masing produk investasi, baik dalam pasar saham maupun pasar forex. Menariknya, terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada tingkat fluktuasi saham dan forex. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan kapitalisasi pasar.

Pasar forex memiliki kapitalisasi pasar yang lebih besar daripada pasar saham. Misalnya, Anda adalah seorang trader dengan modal Rp 2 triliun. Dengan jumlah modal tersebut, Anda sudah dapat membeli sebuah perusahaan secara keseluruhan. Sebaliknya dalam trading forex, nilai yang sama masih belum terlalu besar jika dibandingkan dengan seluruh kapital yang diperdagangkan di pasar forex.

Saham dan forex memiliki keunggulan masing-masing yang dapat disesuaikan kebutuhan kita. Selama kita paham dan mengerti dasar-dasar serta karakter investasi keduanya, bukan tidak mungkin produk investasi ini dapat menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Pengalaman dan kemampuan membaca serta menganalisis kondisi fluktuasi pasar akan semakin membantu kita menentukan produk investasi yang menguntungkan.

Kunjungi GIC Indonesia untuk mendapatkan informasi seputar dunia trading. Anda juga bisa bergabung bersama kami di dalam Telegram Community GIC Trade dan Telegram Channel GIC Trade. Jangan lupa check akun Youtube GIC Indonesia yang penuh dengan banyak informasi, serta follow akun Instagram Kami untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai webinar menarik yang bisa Anda ikuti.