Seberapa sering Anda mendengar kata likuiditas? Semenjak Anda menginjakkan kaki di dunia forex, tentu istilah likuiditas menjadi lebih sering terdengar. Secara umum, likuiditas adalah kemampuan sebuah perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya seperti utang pajak, utang usaha, dan semacamnya. Namun menariknya, likuiditas bukan hanya istilah biasa dalam dunia bisnis.
Istilah likuiditas pun terdapat pada forex trading. Seseorang, perusahaan atau bahkan suatu negara dapat meraih keuntungan besar saat mereka memiliki aset investasi dengan likuiditas yang tinggi. Meski demikian, aset tersebut juga dapat membangkrutkan apabila tidak ditempatkan dan dikelola dengan baik.
Likuiditas tinggi dapat mendatangkan profit yang tinggi. Namun jangan salah, profit dan risiko dalam market finansial apapun hampir proporsional. Dengan kata lain, semakin tinggi profit, semakin tinggi pula risiko yang dibawa.
Bagaimana cara kita mempersiapkan hal tersebut? Memahami apa itu likuiditas dan hubungan antara risiko likuiditas dan profit dalam forex trading sangatlah penting. Hal-hal tersebut berguna untuk meminimalkan peluang risiko dan memperbesar potensi profit.
Apa itu Likuiditas? Mengapa itu Penting?
Sebelum memahami apa itu likuiditas, ada baiknya apabila kita mengambil sebuah contoh peristiwa. Ada 10 orang menunggu sebuah taksi di satu tempat pada malam hari di tengah hujan yang sangat deras. Ketika itu, muncul 1 taksi yang berhenti di tengah jalan dan mungkin merupakan taksi yang terakhir beroperasi di hari itu. Mungkin kita bisa bayangkan betapa kebutuhan taksi sangat besar pada saat itu dan otomatis semakin tinggi penawaran kepada sopir taksi tersebut.
Kurang lebih ini yang terjadi pada sebuah pasar forex. Dalam dunia pasar forex, likuiditas adalah hal yang terjadi ketika sebuah instrumen investasi dapat ditukarkan dengan uang tunai. Semakin cepat dan mudah ditukarkan artinya semakin besar pula likuiditas yang dimiliki oleh instrumen tersebut. Yang terjadi di pasar forex, tidak semua pasangan mata uang memiliki likuiditas yang sama. Pasangan-pasangan mata uang terbagi menjadi 3 tipe: mayor, minor dan eksotis.
Tipe mayor adalah tipe pasangan yang paling sering diperjualbelikan secara global. Likuiditas yang tinggi membuatnya mudah ditukarkan secara virtual. Beberapa yang masuk dalam golongan mayor antara lain EUR/USD, USD/JPY, GBP/USD, USD/CHF, USD/CAD, AUD/USD, dan NZD/USD. Setiap pasangan memiliki dolar AS sebagai salah satu pasangan. Hal ini dikarenakan dolar AS terlibat dalam 88% pertukaran mata uang dunia.
Tipe mata uang minor adalah tipe pasangan yang tidak melibatkan dolar AS. Beberapa di antaranya adalah EUR/GBP, EUR/AUD, GBP/JPY, CHF/JPY, NZD/JPY, dan GBP/CAD. Pasangan mata uang minor yang paling sering terlibat adalah euro, yen dan poundsterling.
Tipe mata uang eksotis adalah tipe pasangan yang melibatkan mata uang mayor dengan mata uang dari negara dengan ekonomi berkembang. Pasangan eksotis tidak sebanyak pasangan mayor atau minor karena pasangan mata uang ini cenderung memiliki likuiditas yang rendah. Salah satu contoh pasangan mata uang yang masuk dalam kategori eksotik adalah PLN/JPY.
Likuiditas forex secara berangsur dapat menurun ketika trader pindah dari pecahan mata uang minor ke pecahan eksotis. Sedangkan likuidias tinggi pada market merujuk pada kemampuan mata uang untuk bisa diperjualbelikan dalam jumlah signifikan tanpa ada banyak perbedaan dalam nilai tukarnya.
Tanda-tanda Pasar Sedang Likuid atau Kurang Likuid
Market yang kurang likuid akan mengalami pergerakan tidak tentu arah serta terjadi kesenjangan (gap) karena tingkat volume jual beli di satu periode bisa berbeda jauh. Market yang memiliki likuiditas tinggi memiliki pergerakan harga yang sangat rapi sehingga sering juga disebut sebagai market halus.
Trader seringkali butuh dan perlu market dengan likuiditas tinggi untuk membantu mereka mengelola risiko trading. Sehingga, ketika trader salah arah atau terjadi pergerakan besar, paling tidak trader dapat meminimalisir kerugian. Ada beberapa tanda yang dapat kita gunakan untuk mengidentifikasi apakah market sedang likuid atau kurang likuid.
-
Kesenjangan (gap) Saat Trading Forex
Kesenjangan atau gap dalam forex sangat bervariasi apabila dibandingkan dengan market lain. Meski begitu, nilai gap dapat terjadi saat perubahan suku bunga atau pengumuman berita besar yang menyebabkan kondisi pasar tidak sesuai ekspektasi.
Gap sering kali terjadi di minggu pembukaan pada hari Minggu sore di Amerika Serikat. Bila ada berita besar saat akhir pekan, gap rata-rata keseluruhan dalam forex biasanya kurang dari 0,50% dari nilai mata uang. Market apapun yang diperjualbelikan selama 24 jam cenderung memiliki tingkat likuiditas yang lebih tinggi atau cenderung mengalami kesenjangan yang rendah karena transaksi yang berjalan sepanjang hari.
Hal ini memungkinkan trader untuk melakukan open/close market sesuai kehendak. Sebaliknya, market yang diperjualbelikan selama setengah hari seperti pasar saham misalnya, dapat memiliki gap yang sangat besar, apalagi ketika terjadi berita besar.
-
Indikator Likuiditas Forex
Pialang sering menawarkan pilihan ‘volume’ di mana trader dapat mengukur likuiditas pasar. Indikator likuiditas forex ini disajikan dengan menganalisa bar dalam tabel volume. Masing-masing volume bar mewakilkan volume transaksi yang terjadi dalam kurun waktu tertentu sehingga memberikan trader perkiraan likuiditas yang lebih akurat.
Penting untuk mengingat bahwa kebanyakan pialang hanya memberikan data likuiditas mereka sendiri dan bukan rata-rata keseluruhan market forex. Meski demikian, data likuiditas dari pialang sebenarnya sudah merefleksikan kondisi market. Data yang disampaikan sudah cukup untuk mewakili beberapa market tergantung pada skala perusahaan pialang tersebut.
-
Likuiditas Selalu Berbeda di Masing-Masing Zona Waktu
Short term trader atau scalper harus waspada terhadap bagaimana likuiditas dalam forex dapat berubah hanya karena zona waktu yang berbeda. Sesi Asia, Eropa dan Amerika yang merupakan sesi mayor ketika berada dalam masa aktif pasar akan mempengaruhi likuiditas pasar tertentu.
Pergerakan paling besar sering terjadi saat Sesi Amerika pagi, di mana saat itu juga Sesi Eropa sedang berlangsung. Hal ini terjadi karena 2 sesi itu terdapat lebih dari 50% volume transaksi global.
Hubungan Risiko Likuiditas dan Profit dalam Forex Trading
Hubungan antara risiko dan profit dalam pasar finansial hampir selalu proporsional. Dengan kata lain, sangat penting untuk memahami risiko yang akan terjadi dalam sebuah transaksi. Contoh sederhana mengenai risiko likuiditas di pasar forex adalah ketika krisis Swiss Franc di tahun 2015.
Bank Swiss mengumumkan bahwa mereka tidak lagi memasangkan Franc dengan Euro sehingga menyebabkan interbank market menjadi hancur akibat ketidakmampuan mempertahankan harga pasar. Hal ini menyebabkan pialang sulit untuk menawarkan likuiditas dalam CHF. Di saat harga interbank kembali dibuka, EUR/CHF menjadi jauh dari harga sebelumnya. Hal ini berimbas besar terhadap akun trader yang menggunakan CHF.
Meskipun hal tersebut jarang, namun bukan tidak mungkin bakal terjadi. Untuk itulah trader harus mampu mengelola risiko likuiditas dengan menurunkan tingkat leverage atau memanfaatkan fitur order stop. Dua cara ini mampu menjauhkan trader dari risiko akibat likuiditas yang naik turun secara drastis.
Memahami hubungan risiko dan profit likuiditas dalam forex trading membantu kita menentukan pasar yang lebih aman sehingga kita dapat membangun keuntungan yang lebih stabil sertai mengelola risiko yang lebih baik.
Kunjungi GIC Indonesia untuk mendapatkan informasi seputar dunia trading. Anda juga bisa bergabung bersama kami di dalam Telegram Community GIC Trade dan Telegram Channel GIC Trade. Jangan lupa check akun Youtube GIC Indonesia yang penuh dengan banyak informasi, serta follow akun Instagram Kami untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai webinar menarik yang bisa Anda ikuti.