Harga emas sedang diperdagangkan lebih rendah di pasar internasional dan domestik karena investor masih berhati-hati menjelang rilis data non-farm payroll AS pada tanggal 7 April.
Namun, meskipun harga emas saat ini berada di zona merah, para ahli mengatakan bahwa fundamental pasar masih menguntungkan untuk logam kuning dan harga emas mendekati level tertinggi sepanjang masa.
Perlu diketahui bahwa data non-farm payroll AS adalah salah satu indikator ekonomi utama yang digunakan untuk mengukur kesehatan pasar tenaga kerja AS.
Reserve Bank of India (RBI) pada tanggal 6 April memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat 6,5 persen, meskipun sebelumnya diperkirakan akan terjadi kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Jeda dalam siklus kenaikan suku bunga ini diperkirakan akan menciptakan lebih banyak likuiditas di pasar dan mendukung investasi emas dan perak.
Selain itu, setelah jeda pembelian emas pada bulan Januari, RBI kembali membeli tiga ton emas pada bulan Februari.
Hal ini mengangkat kepemilikan bank sentral atas logam mulia tersebut menjadi sekitar 790 ton, menurut data Dewan Emas Dunia.
Kebijakan RBI dalam membeli emas ini menunjukkan bahwa bank sentral India memandang emas sebagai aset penting dalam portofolio cadangan devisa negara.
Kenaikan suku bunga biasanya berdampak negatif pada harga emas karena dapat meningkatkan biaya untuk memegang aset tanpa bunga seperti emas.
Namun, dengan keputusan RBI untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat yang sama, diperkirakan akan mendorong permintaan emas dan perak di pasar.
Selain itu, pembelian emas oleh RBI juga dapat memberikan sinyal positif bagi pasar emas dan meningkatkan kepercayaan investor terhadap logam mulia sebagai aset safe haven.
Pada pukul 10.47 pagi, harga emas kontrak Juni di Multi Commodity Exchange (MCX) diperdagangkan sekitar Rs 60.639 per 10 gram, turun 0,4 persen, sedangkan harga emas di Comex diperdagangkan di 2.028,80 per troy ounce, turun 0,3 persen dari penutupan sebelumnya.
Namun, Ed Moya, seorang analis pasar senior di OANDA Amerika, menyatakan dalam sebuah catatan bahwa reli emas kemungkinan hanya membutuhkan waktu singkat sebelum kembali mencoba mencapai rekor tertinggi.
Hal ini disebabkan oleh permintaan yang tinggi terhadap safe-haven, karena risiko resesi tidak pernah setinggi ini dalam beberapa dekade, kekhawatiran perbankan masih ada, dan terdapat pesimisme yang berlebihan terhadap ekuitas.
investor akan memantau rilis data penggajian non-pertanian AS, karena data tersebut menunjukkan jumlah pekerjaan dalam perekonomian negara.
Selain itu, disebutkan bahwa data perubahan pekerjaan ADP AS menunjukkan jumlah pekerjaan swasta menciptakan 145.000 pekerjaan pada bulan Maret, yang di bawah ekspektasi analis sebesar 261.000.
Jika data penggajian non-pertanian AS muncul di bawah ekspektasi, hal ini dapat menandakan perlambatan di pasar tenaga kerja, sehingga dapat mendukung permintaan aset safe-haven seperti emas.
Data penggajian non-pertanian AS biasanya menjadi salah satu data ekonomi paling penting yang dirilis secara berkala, karena dapat memberikan gambaran tentang kekuatan dan kesehatan ekonomi AS secara keseluruhan.
Data ini mencakup informasi tentang jumlah pekerjaan yang diciptakan atau dihilangkan di sektor non-pertanian, termasuk sektor swasta dan publik.
Jika data ini menunjukkan peningkatan jumlah pekerjaan, maka ini dapat menjadi sinyal positif bagi perekonomian AS, yang mungkin mendorong investor untuk mengambil risiko dan mengurangi permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas.
Sebaliknya, jika data ini menunjukkan perlambatan atau penurunan jumlah pekerjaan, maka hal ini dapat meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas, karena investor mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi.
Perlambatan di pasar tenaga kerja dapat mendorong Federal Reserve AS untuk berpikir tentang jeda dalam siklus suku bunga di masa depan.
Hal ini dapat mempengaruhi harga emas, karena suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
Selain itu, analis Praveen Singh memperkirakan bahwa emas akan diperdagangkan dalam kisaran terikat antara $2.000 dan $2.030 (di COMEX), karena bulls (investor yang optimis) sedang mencoba mencapai rekor tertinggi di $2.075.
Prospek konstruktif di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi juga dapat menjadi faktor pendukung harga emas.
Peringatan!
Analisa ini berdasarkan pandangan dari segi fundamental dan teknikal dari sumber terpercaya, tidak menjadi saran atau ajakan. Selalu ingat bahwa konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Selalu gunakan riset mandiri terlebih dahulu mengenai informasi forex lainnya untuk dijadikan acuan dalam perdagangan Anda.
Dapatkan Berita dan Artikel terupdate dari GIC Indonesia yang lain dapat anda cek di Google News setiap harinya untuk mengetahui update terkini seputar dunia forex hingga crypto. Trading juga di GICTrade menggunakan akun ECN untuk bisa menikmati trading dengan spread rendah mulai dari nol!
Baca juga : Harga Emas Turun Terdampak Pengurangan Produksi Minyak Oleh OPEC+ |