Harga minyak dunia terkini turun pada hari Jumat di perdagangan Asia karena komentar Menteri Energi AS Jennifer Granholm yang mengatakan bahwa akan sulit untuk segera mengisi kembali Cadangan Minyak Strategis (SPR) negara tersebut.
Komentar tersebut bertentangan dengan sinyal sebelumnya bahwa pemerintahan Biden akan mulai mengisi kembali SPR jika harga minyak konsisten berada di kisaran $67 hingga $72 per barel. Selain itu, ketidakpastian atas produksi OPEC juga membebani harga minyak.
Harga minyak dunia terkini yang merosot pada hari Kamis menyusul kesaksian Granholm menunjukkan aksi beli yang lebih rendah dalam waktu dekat. Semua faktor ini berkontribusi pada penurunan harga minyak di perdagangan Asia pada hari Jumat.
Pemerintahan Biden telah melakukan penjualan SPR yang telah mendorong cadangan minyak ke level terendah dalam hampir 50 tahun pada tahun 2022. Selain itu, pemerintah juga akan melepaskan tambahan 26 juta barel dari cadangan sebagai bagian dari mandat kongres.
Harga minyak berjangka Brent turun 0,3% menjadi $75,68 per barel, sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate turun 0,3% menjadi $69,75 per barel pada pukul 22:49 ET (02:49 GMT) dan kedua kontrak memperpanjang kerugian dari Kamis.
Meskipun demikian, harga minyak mentah diperkirakan akan naik antara 3,7% dan 5% minggu ini setelah pulih dari posisi terendah 15 bulan yang dicapai minggu lalu karena kekhawatiran tentang krisis perbankan AS dan Eropa meningkat.
Ketakutan tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi yang akan mengurangi permintaan minyak terus membebani pasar, sementara prospek ekonomi yang lumayan dari Federal Reserve juga merusak sentimen. Harga minyak mencatat penurunan tajam tahun ini karena kekhawatiran tersebut, meskipun terdapat pemulihan di China.
Namun, Goldman Sachs, sebuah bank investasi, baru-baru ini menyatakan pandangan yang positif bahwa China akan melihat kebangkitan besar-besaran dalam permintaan minyak tahun ini karena muncul kembali dari tiga tahun penguncian COVID-19.
Negara-negara seperti AS, Eropa, dan negara-negara ekonomi utama lainnya juga menghadapi masalah inflasi dan suku bunga yang tinggi, yang diperkirakan akan sangat membebani pertumbuhan tahun ini. Runtuhnya beberapa bank AS baru-baru ini juga menyoroti dampak suku bunga tinggi terhadap perekonomian.
Ketidakpastian atas pemotongan produksi oleh OPEC+ telah membebani pasar minyak mentah. Meskipun beberapa menteri energi meminta kartel untuk membantu menstabilkan harga minyak mentah, laporan dari Reuters menunjukkan bahwa OPEC+ kemungkinan akan mempertahankan produksi tidak berubah ketika bertemu pada awal April.
Selain itu, anggota OPEC+ Rusia juga mengumumkan akan memangkas produksi dengan margin yang lebih kecil dari yang diumumkan sebelumnya. Hal ini menambah ketidakpastian di pasar minyak mentah, dan dapat berdampak pada harga di masa depan.
Baca juga :
Peringatan!
Analisa ini berdasarkan pandangan dari segi fundamental dan teknikal dari sumber terpercaya, tidak menjadi saran atau ajakan. Selalu ingat bahwa konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Selalu gunakan riset mandiri terlebih dahulu mengenai informasi forex lainnya untuk dijadikan acuan dalam perdagangan Anda.