Harga minyak mentah dunia hari ini melonjak 2% karena China Rebound!

Harga minyak mentah dunia hari ini naik karena data ekonomi dari China yang lebih kuat dari pada perkiraan sebelumnya untuk meningkatkan harapan terhadap rebound permintaan di negara itu, membantu pasar melihat tanda-tanda peningkatan besar yang lain dalam persediaan AS.

Berdasarkan laporan yang kami rangkum langsung dari situs investing.com, Indeks PMI China, indikator aktivitas bisnis melonjak naik ke level tertinggi selama lebih dari tiga tahun pada Februari. Angka tersebut didorong oleh kenaikan PMI manufaktur dan non-manufaktur yang lebih besar dibandingkan perkiraan.

Data tersebut menunjukkan bahwa pemulihan perekonomian di importir minyak terbesar di dunia semakin meningkat setelah pelonggaran sebagian besar tindakan anti-Covid di awal tahun ini. 

Harga minyak mentah dunia hari ini, Brent minyak berjangka melonjak 0,9% menjadi $83,81 per barelnya, sementara crude oil berjangka WTI naik 0,4% kini menjadi $77,38 per barelnya. Kedua kontrak memperpanjang kenaikan ke sesi kedua secara berturut-turut. 

Data dari Tiongkok yang menguat menambah taruhan pemulihan untuk raksasa Asia akan mendorong permintaan minyak berpindah ke rekor tertinggi di tahun ini. Gagasan ini juga mendukung harga minyak di sesi terakhir, naik sebesar 2% pada hari Selasa kemarin. 

Data tersebut juga tentunya membantu pasar untuk melihat pembacaan pertumbuhan ekonomi dari perkiraan dari importir crude oil utama di India. 

Dari sisi pasokan, data industri menunjukkan bahwa persediaan minyak di Amerika kemungkinan akan tumbuh dalam kurun waktu 10 minggu, dan menunjukkan kelebihan pasokan sebagai konsumen minyak terbesar di dunia. 

Data dari API menunjukkan bahwa persediaan akan minyak mentah tumbuh lebih besar dari perkiraan 6,2 juta barel selama sepekan hingga pada 24 Februari, dan menandai kenaikan serupa dalam data pemerintah yang akan dirilis pada hari ini. 

Angka diatas, ditambah dengan tanda melambatnya permintaan bensin di AS menunjukkan bahwa konsumsi akan minyak mentah di AS masih berada di bawah tekanan, karena negara itu tengah bergejolak dengan urusan inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga. 

Kekhawatiran akan tren ini terutama pada kenaikan suku bunga dapat menghambat pertumbuhan perekonomian dan pada gilirannya permintaan akan minyak mentah telah menekan harga minyak akhir-akhir ini. 

Pasar juga khawatir bahwa resesi global sebagian besar dapat mengimbangi reboundnya permintaan di China. 

Yang menjadi fokus di minggu-minggu ini adalah mengenai indikator aktivitas bisnis di AS selama bulan Februari yang akan diumumkan pada Rabu dan Jumat mendatang. Aktivitas manufaktur diperkirakan kontraksi, mengimbangi kekuatan di sektor jasa.