Harga Minyak Naik Untuk Perdagangan Asia Karena Risiko Kurdistan

Harga minyak mentah hari ini naik di sesi perdagangan Asia pada Rabu, dan memperpanjang kenaikan ke sesi ketiga secara beruntun karena terjadinya gangguan dalam pengiriman minyak mentah (crude oil) di Kurdi serta ditariknya persediaan AS yang memiliki potensi besar menunjukkan pasokan yang lebih ketat dalam waktu dekat ini.

Harga minyak mentah juga dapat dukungan dari membaiknya sentimen terhadap sektor perbankan, karena serangkaian jaminan peraturan yang meredam keresahan akan krisis yang akan segera terjadi.

Berdasarkan data dari API menunjukkan bahwa persediaan minyak AS tidak terduga turun hampir 6,1 juta barel dalam sepekan hingga 24 Maret. Penurunan paling tajam terjadi sejak pertengahan tahun 2022 lalu.

Pembacaan biasanya menandai tren serupa dari data pemerintah yang akan diumumkan pada hari ini, dan diperkirakan akan menunjukkan kenaikan persediaan yang diabaikan untuk minggu ini. 

Minyak berjangka Brent naik sekitar 0,2% menjadi $73,79 per barelnya pada pukul 01:02 waktu GMT. Kedua kontrak ini telah ditetapkan untuk naik di sesi ketiga secara berturut0turut, setelah kembali pulih dari posisi paling rendah selama 15 bulan yang dicapai minggu lalu.

Harga minyak menandai awal yang kuat di minggu-minggu ini setelah Irak menghentikan ekspor minyak mereka sebesar 450.000 barel per hari, kira-kira sekitar 0,5% dari pasokan minyak global harian. 

Dari wilayah Kurdistan melalui Turki setelah arbitrase menunjukkan bahwa persetujuan Baghdad diperlukan untuk mengirimkan minyak.

Analis mengatakan bahwa gangguan lebih lanjut dari pasokan Kurdi dapat mendukung harga minyak tahun ini, dengan Barclays yang mengajukan kenaikan sekitar $3 untuk harga akhir tahun.

Kekhawatiran yang mereda atas krisis yang terjadi di perbankan juga telah berkontribusi untuk harga minyak minggu ini, karena trader tidak terlalu khawatir akan resesi yang dikabarkan akan mengurangi permintaan minyak tahun ini.

Namun dari sisi lain, mogoknya pekerja di Prancis dan jerman membuat aktivitas perekonomian kedua negara menjadi mandet di minggu ini, menunjukkan beberapa kelemahan jangka pendek untuk permintaan minyak itu sendiri. 

Kilang minyak di Prancis beroperasi perlahan, sementara perjalanan jalur udara dan transportasi umum Jerman menjadi terganggu. 

Saat ini pasar minyak sedang menunggu data aktivitas bisnis China yang akan diumumkan minggu ini, untuk mengukur keadaan pemulihan perekonomian di importir minyak mentah terbesar dunia tersebut.

Namun sekali lagi, analis memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan menjadi dingin selama bulan Maret dibandingkan dengan bulan kemarin, karena perekonomian rebound setelah Covid19 mulai mereda. 

Negara tirai bambu masih berjuang dengan permintaan domestik dan luar negeri yang melemah di tengah kondisi perekonomian yang kian memburuk.

baca juga :

Nikmati Kemudahan Trading & Take Profit Hanya Dalam Satu Aplikasi, Download Sekarang!

Peringatan!

Analisa ini berdasarkan pandangan dari segi fundamental dan teknikal dari sumber terpercaya, tidak menjadi saran atau ajakan. Selalu ingat bahwa konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Selalu gunakan riset mandiri terlebih dahulu mengenai informasi forex lainnya untuk dijadikan acuan dalam perdagangan Anda.