Indeks Saham Asia mengikuti Wall Street lebih rendah dan imbal hasil obligasi tetap tertekan pada hari Kamis (13/10/2022) dikarenakan para investor sedang mempertimbangkan risiko resesi global di tengah retorika Federal Reserve yang Hawkish dan ketidakpastian tentang komitmen Bank of England untuk menstabilkan pasar.
Risiko resesi juga memicu kekhawatiran tentang permintaan minyak, dan harga minyak mentah gagal bangkit setelah penurunan sebesar 2% di hari sebelumnya. Dolar bertahan terhadap mata uang utama karena para pedagang menunggu data harga konsumen AS yang dapat menjelaskan laju pengetatan kebijakan Fed lebih lanjut.
Nikkei Jepang (.N225) turun 0,53%, sedangkan Kospi Korea Selatan (.KS11) turun 1,18%. Hang Seng Hong Kong (.HSI) turun 1,02%, dan blue chips China daratan (.CSI300) turun 0,64%. Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik (.MIAP000000PUS) merosot 0,54%, mendekam di dekat level terendah 2 1/2-tahun Rabu. Sedangkan untuk Benchmark saham Australia (.AXJO) adalah outlier, naik 0,1%, didukung oleh keuntungan besar untuk Qantas (QAN.AX) setelah maskapai mengatakan mereka mengharapkan untuk berayun ke keuntungan untuk semester pertama.
Untuk saham emini AS berjangka juga menawarkan sedikit harapan, saham tersebut naik sebesar 0,1% menyusul penurunan 0,33% di S&P 500 (.SPX) dari semalam. Sedangkan untuk Imbal hasil Treasury jangka panjang AS merosot di dekat posisi terendah dalam dua hari terakhir, sedikit berubah di 3,9227% di perdagangan Tokyo.
Suku bunga AS berubah lebih rendah semalam setelah risalah dari pertemuan kebijakan terbaru Fed. Untuk imbal hasil treasury berbalik lebih rendah setelah risalah, membalikkan kenaikan sebelumnya, dengan investor yang fokus pada Dovish dalam mengambil imbal hasil kembali dari level tertinggi selama hampir dua dekade.
Tetapi Gubernur Fed Michelle Bowman mengambil sikap Hawkish dalam pidatonya pada hari Rabu, dengan mengatakan bahwa jika inflasi yang tinggi tidak kunjung berkurang, maka dia akan terus mendukung kenaikan suku bunga yang agresif. Pasar meletakkan peluang 90% untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin lainnya di bulan November, versus probabilitas 10% dari kenaikan setengah poin. Fokus langsung yang harus dilakukan investor saat ini adalah data harga konsumen AS yang akan dirilis pada hari global nanti.
Berita saham Asia akan dapat terus Anda akses dengan mengikuti secara berkala rubik Berita pada Jurnal GIC. Bukan hanya saham Asia, Anda akan mendapatkan berita-berita lainnya baik untuk forex, gold, crypto, komoditi, maupun NFT. Untuk bisa bertrading, langkah awal yang bisa Anda lakukan adalah dengan mendaftar di GIC sehingga Anda dapat trading dengan modal mulai dari Rp 150.000!