Penggunaan indikator saat melakukan trading forex memang sangat membantu para trader dalam mengambil keputusan, terlebih saat trader akan melalukan aksi buy dan sell. Dengan bantuan indikator, tarder dapat lebih mudah dalam menganalisa pergerakan harga serta menentukan kapan waktu yang tepat untuk entry point.
Setidaknya, ada 3 indikator forex terbaik yang bisa Anda gunakan. Selain penggunaannya yang cukup mudah, ketiga indikator utama di metatrader forex ini banyak digunakan para treader karena tingkat akurasinya yang cukup baik.
Indikator Parabolic SAR
Selama ini kita sudah mengenal indikator yang hanya terfokus pada bagaimana menangkap awal dari sebuah trend yang baru. Meski penting bagi kita untuk mengidentifikasi trend yang baru, tetapi untuk dapat mengetahui di mana sebuah trend akan berakhir juga sama pentingnya. Trading akan terasa sempurna jika kita tahu, kapan waktu yang pas untuk melakukan entry dan exit.
Parabolic SAR termasuk dalam indikator yang paling mudah untuk dibaca karena dia hanya memberi gambaran pergerakan harga, apakah naik atau turun. Dengan karakteristik semacam ini, Parabolic SAR cocok digunakan pada market yang sedang trending, mengalami rally panjang, atau downturns. Jangan pernah sekali- kali menggunakan indikator ini pada market yang choppy, di mana harga bergerak sideways.
Trading Menggunakan Parabolic SAR
Keunggulan Parabolic SAR adalah mudah dalam penggunaannya, bahkan oleh trader baru sekalipun. Cara membaca indikator ini adalah ketika titik-titik ada di bawah candle itu berarti dia memberi sinyal pada kita agar memasang order buy, begitupun sebaliknya.
Menggunakan Parabolic SAR Untuk Keluar Trade
Disamping untuk mengenali akhir dari sebuah trend dan order apa yang mestinya dipasang, kita juga dapat menggunakan Parabolic SAR untuk menentukan apakah kita harus close trading kita atau tidak. Sebagai contoh bagaimana Parabolic SAR bekerja sebagai sinyal exit trading pada pair EUR/USD.
Pada saat EUR/USD mulai merosot di akhir April, pair ini terlihat seakan tidak akan berhenti sampai dia menyentuh titik dasar. Trader yang sebelumnya sempat melakukan trading tipe short atas pair ini, pasti bertanya-tanya seberapa lama EUR/USD akan lanjut melorot seperti itu. Pada awal Juni, tiga titik terbentuk di akhir harga, memberi sinyal bahwa downtrend telah berakhir dan saatnya untuk keluar (exit) dari trading shorts.
Jika kita tetap keras kepala tidak mau menutup trading karena beranggapan EUR/USD akan kembali melanjutkan penurunannya, tanpa sadar kita telah menghapus semua profit yang kita dapat, sebab pair ini pada akhirnya akan kembali merangkak naik (bahkan mungkin melambung) ketika mendekati harga 1.3500.
Indikator Stochastic
Stochastic adalah indikator lain yang membantu kita menentukan di mana tren mungkin berakhir. Menurut definisi, Stochastic adalah suatu sinyal yang mengukur kondisi overbought (terlalu banyak pembelian) dan oversold (terlalu banyak penjualan) di pasar. Stochastic memberitahu kita ketika pasar overbought atau oversold.
Stochastic adalah skala dari 0 sampai 100
Ketika garis Stochastic di atas 80 (garis titik-titik merah pada grafik di atas), maka itu berarti pasar overbought. Ketika garis Stochastic di bawah 20 (garis putus-putus biru), maka itu berarti bahwa pasar oversold. Sebagai aturan praktis, kita beli ketika pasar sedang oversold, dan kita jual ketika pasar overbought.
Melihat grafik di atas, Anda dapat melihat bahwa Stochastic telah menunjukkan kondisi overbought untuk beberapa waktu. Berdasarkan informasi ini, Anda bisa memprediksi kemana harga akan bergerak?
Jika Anda mengatakan harga akan turun, maka Anda benar! Karena pasar telah overbought untuk suatu jangka waktu yang panjang, pembalikan pasar pasti akan terjadi. Itulah dasar-dasar Stochastic. Banyak pedagang menggunakan Stochastic dengan cara yang berbeda, tetapi tujuan utama dari indikator ini adalah untuk menunjukkan kita di mana kondisi pasar dapat overbought atau oversold. Seiring berjalannya waktu dan terus berlatih, maka Anda akan belajar menggunakan Stochastic agar sesuai gaya/style trading Anda sendiri.
Indikator MACD
MACD adalah singkatan dari Moving Average Convergence Divergence. MACD ( ratarata pergerakan konverjensi / perbedaan), yakni suatu indikator dari analisis teknis yang diciptakan oleh Gerald Appel pada tahun 1960an. Indikator ini dipakai untuk melihat gerakan rata – rata grafik, juga untuk melihat penyimpangan yang terjadi.
Ketika terjadi penyimpangan inilah saat yang tepat untuk kita masuk ke pasar. Karena pada saat itu harga akan berbalik arah dengan membentuk trend yang panjang. Penyimpangan / kelainan yang dimaksud disini adalah :
- Konvergen merupakan suatu kondisi dimana grafik semakin merendah akan tetapi indikator justru semakin meninggi. Pada saat terjadi konvergen grafik akan berbalik arah menjadi naik, dan kita dapat melakukan open buy. Entry pointnya adalah ketika batang histogram lebih tinggi dari sebelumnya setelah terjadi konvergen .
- Divergen merupakan suatu kondisi dimana grafik semakin meninggi tetapi indikator semakin merendah. Pada saat terjadi divergen market akan berbalik arah menjadi turun. Entry pointnya adalah ketika batang histogram lebih rendah dari sebelumnya setelah terjadi divergen.
Sistem/indicator ini digunakan untuk mengidentifikasi pergerakan rata-rata yang menunjukkan tren baru, apakah itu bullish (menguat) atau bearish (melemah). prioritas utama kita dalam perdagangan adalah mampu menemukan tren, karena di situlah uang paling banyak dibuat.
Disamping dua entry point diatas, kita juga dapat membuka posisi melalui entry point dibawah ini khususnya ketika market sedang aktif tetapi tidak membentuk trend. Pada saat terjadi perpotongan antara garis signal dengan batang histogram. Dimana entry point open buy adalah ketika garis signal berada dibawah histogram. Dan entry point open sell adalah ketika garis signal berada diatas histogram.
Pada saat terjadi perpindahan posisi histogram dari bernilai positif menjadi negatif, maupun sebaliknya. Entry point open buy adalah pada saat histogram baru saja bernilai positif, atau baru melewati garis 0 (nol) dari bawah. Begitu juga sebaliknya.
Selain itu bias juga kita amati dari gambar di bawah ini :
Karena ada dua pergerakan garis merah dan biru dengan berbeda “kecepatan”, yang lebih cepat jelas akan cepat bereaksi bagi pergerakan harga dibandingkan yang lambat. Ketika trend baru terjadi, garis cepat akan bereaksi pertama dan akhirnya melewati garis lambat. Ketika ini “crossover” terjadi, dan garis cepat mulai “menyimpang” atau menjauh dari garis lambat, sering menunjukkan bahwa tren baru telah terbentuk.
Dari grafik di atas, Anda dapat melihat bahwa garis cepat melintasi di bawah garis lambat dan benar mengidentifikasi kecenderungan baru. Perhatikan bahwa ketika melintas garis. Hal ini karena perbedaan antara garis pada saat bersilangan adalah 0. Sebagai downtrend dimulai dan garis cepat menyimpang dari garis lambat, histogram akan lebih besar, yang meru pakan indikasi yang baik dari tren yang kuat.
Mari kita lihat sebuah contoh :
Saham GE (General Electric 1-jam grafik di atas, dimana garis biru berada diatas garis merah maka sinyal Bullish akan berlangsung, sementara garis biru berada di bawah garis merah sementara histogram (batang/kotak) menghilang. Hal ini menunjukkan bahwa downtrend akan berlanjut. Sejak saat itu, pergerakan saham GE melanjutkan penurunan dan membuat downtrend baru. Hingga saat ini indicator MACD banyak diminati oleh para trader.
Kunjungi GIC Indonesia untuk mendapatkan informasi seputar dunia trading. Anda juga bisa bergabung bersama kami di dalam Telegram Community GIC Trade dan Telegram Channel GIC Trade. Jangan lupa check akun Youtube GIC Indonesia yang penuh dengan banyak informasi, serta follow akun Instagram Kami untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai webinar menarik yang bisa Anda ikuti.