1. Investasi Emas
Invetasi emas merupakan salah satu invetasi sistem klasik yang masih populer dan diminati hingga sekarang. Jenis investasi ini dapat menjadi pilihan bila Anda menginginkan invetasi yang mudah dan relatif aman dengan resiko yang tidak terlalu besar. Emas secara luas dianggap sebagai pelindung dari inflasi, aset likuid, serta penyimpan nilai jangka panjang. Di masa-masa sulit, emas kerap bertindak sebagai aset penyelamat. Ada berbagai cara berinvestasi emas, seperti membeli dan menahan emas fisik, dana yang diperdagangkan di bursa emas (ETF), atau berinvestasi emas secara digital. Inilah yang menjadi daya tarik emas sebagai logam mulia. Ada beberapa keuntungan investasi emas yang membuat banyak orang kepincut menempatkan dananya di logam mulia ini. Lalu, apa aja yang menjadi keuntungan dari menginvestasikan uang di emas? Berikut ini daftar keuntungan investasi emas.- Keberadaan emas sebagai logam mulia diakui dan diterima banyak orang di dunia.
- Emas merupakan salah satu instrumen investasi yang terbilang likuid.
- Nilai emas cenderung stabil dibandingkan instrumen investasi yang lainnya.
- Emas melindungi nilai uang dari inflasi (hedging).
- Investasi emas berperan dalam diversifikasi investasi.
- Menyimpan emas sangat berguna saat kondisi gak pasti.
- Dapat diperjualbelikan secara online.
- Pergerakan harga bisa dipantau kapan saja.
- Risikonya terbilang minim.
- Dalam jangka panjang, emas bisa menjadi dana darurat.
- Bisa beli kurang dari 1 gram.
2. Invetasi Reksadana
Investasi reksadana menjadi salah satu invetasi yang sangat populer di indonesia. Bagi Anda yang masih awam dengan apa itu reksadana, secara garis besar, reksadana adalah wadah yang digunakan masyarakat untuk berinvestasi di instrumen-instrumen pasar keuangan. Beberapa kelebihan dari reksadana adalah adanya verifikasi investasi, di mana investasi akan dipecah ke beberapa instrumen. Sehingga investasi ini bukan hanya ditanamkan pada satu perusahaan saja, namun di beberapa perusahaan. Dengan cara kerja reksadana tersebut, maka ketika nilai suatu saham di perusahaan A turun, maka tidak serta merta dana yang diinvestasikan di instrumen ini juga turun. Melainkan investasi Anda akan tetap aman karena masih memiliki investasi yang di tempatkan di instrumen atau perusahaan lainnya oleh manajer investasi. Dari semua informasi dasar tentang reksadana yang sudah diulas sebelumnya, kini saatnya untuk kamu mengetahui daftar reksadana dengan return tertinggi 2021. Jika melihat dari kinerja IHSG pada awal bulan Juli, bisa dibilang kinerjanya cenderung flat karena hanya naik sedikit, yaitu 0,01 persen. Dengan kinerja tersebut, maka reksadana berbasis saham membukukan kinerja negatif, yakni turun sebanyak 0,50 persen. Sementara, reksadana campuran terkoreksi 0,25 persen, pasar obligasi bergerak datar, kinerja reksadana pendapatan tetap membukukan kinerja negatif, yaitu terkoreksi 0,23 persen, dan pasar uang yang justru mengalami kenaikan 0,08 persen.3. Invetasi Properti
Investasi properti adalah jenis investasi yang berkaitan dengan pembelian, kepemilikan, penyewaan, pengelolaan dan penjualan real estate atau properti jenis apapun, untuk menghasilkan keuntungan atau profit. Invetasi ini masih menjadi aset alternatif tradisional. Di tahun 2021 ini, investasi properti masih diprediksi moncer. Selain berinvestasi secara pribadi, Anda juga bisa menjalin kemitraan dengan investor yang berpikiran sama untuk membeli dan mengelola properti bersama. Dilihat polanya, tren properti pada level tertingginya selama 10 tahun terakhir berada di tahun 2016. Namun akhirnya berbalik arah hingga saat ini berada di bawah tren emas dan IHSG. Pola pergerakan sektor properti dalam jangka pendek sepertinya belum akan mengalami perubahan. Ini dibuktikan bahwa pada Agustus, tren pergerakannya cenderung melemah ke level 298,2, mendekati level terendah akhir 2012. Data Bank Indonesia yakni Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia, sebelumnya mengindikasikan bahwa kenaikan harga properti residensial di pasar primer memang melambat. Hal ini tercermin dari kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan I 2020 sebesar 1,68% (yoy), lebih rendah dibandingkan 1,77% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Perlambatan IHPR diprakirakan akan berlanjut pada triwulan II 2020 dengan tumbuh sebesar 1,56% (yoy).4. Investasi Saham
Invetasi saham sepertinya merupakan salah satu invetasi paling populer di indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini. Saham adalah bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan atau bukti penyertaan modal. Pemilik saham juga memiliki hak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Dengan memegang saham, maka individu maupun badan bisa mengeklaim kepemilikan pada suatu perusahaan terbuka. Artinya, pemegang saham berapa pun jumlah lembar yang dimilikinya berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Salah satu cara untuk memiliki saham perusahaan, seseorang harus membelinya di pasar modal. Membeli saham perusahaan di pasar modal merupakan investasi yang memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi lain, seperti obligasi, deposito, tabungan berjangka, atau emas. Namun demikian, lantaran risikonya yang tinggi, investasi saham juga bisa memberikan imbal atau keuntungan yang tinggi, baik dari dividen maupun kenaikan harga saham. Risiko kerugian yang paling lazim dalam investasi saham adalah harga saham yang lebih rendah dibandingkan saat pembelian. Kerugian investasi saham akan semakin besar jika harga saham anjlok tajam. Naik turun harga saham sendiri sangat dipengaruhi banyak faktor. Harga saham adalah tak hanya bergantung pada kinerja perusahaan, namun juga sangat dipengaruhi psikologi pasar. Modal membeli saham sangat ditentukan oleh tiga faktor, yaitu harga saham perusahaan yang akan dibeli, fee transaksi sekuritas, dan jumlah saham yang akan dibeli. Saat ini, seseorang bisa mulai membeli saham di BEI dengan modal sekitar Rp 100.000 untuk pemula. Sebagai ilustrasi, pada Januari 2020 seorang bernama A ingin membeli sebanyak 2 lot saham PT ABCD yang harganya Rp 1.000 per lembar saham. Sementara perusahaan sekuritas menetapkan biaya transaksi sebesar 0,3 persen. Maka, total jumlah modal yang diperlukan adalah sebesar Rp 200.600. Rinciannya yakni Rp 200.000 untuk membeli saham (2 lot x 100 saham x Rp 1.000). Lalu biaya sebesar Rp 600 yang berasal dari fee transaksi sebesar 0,3 persen x Rp 200.000. Berikutnya setahun berselang atau pada Januari 2021, A memutuskan untuk menjual 2 lot saham PT ABCD miliknya. Harga saham PT ABCD sudah naik menjadi Rp 1.200 per lembar saham.5. GIC Market Maker
Berbicara investasi tentunya sudah banyak sekali instrumen yang bisa dipilih, beberapa investor yang baru terjun, biasanya masih ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Sehingga kesempatan emas yang ada di depan mata justru hilang begitu saja. Dari beberapa instrumen diatas market maker adalah salah satu intrumen terbaru untuk pertama kalinya, market maker menawarkan kemampuan untuk masuk ke sisi yang berlawanan dengan pedagang, yang meningkatkan arus modal di seluruh pasar dan memastikan likuiditas pada platform. Market Maker atau yang disebut Penyedia Likuiditas (LP) bagi transaksi traders. Yang dulunya semua transaksi trader melawan sebuah institusi besar perusahaan pedagang, sekarang menjadikan nasabah trader akan bertemu langsung dengan nasabah market maker dalam sebuah platform. GIC Market Maker juga meningkatkan kualitas modal dan, melalui GICT, mendemokratisasikan penyediaan likuiditas P2P.Apa Itu Market Maker?
Market Maker hadir memberikan peluang bisnis baru Passive Trading pada pasar berjangka sebagai penyedia perdagangan dengan platform revolusioner peer-to-peer, untuk pertama kalinya, para nasabah mendapatkan akses menjadi market maker atau penyedia likuiditas (LP) bagi transaksi trader. Yang dulunya semua transaksi trader melawan sebuah institusi besar perusahaan pedagang, sekarang menjadikan nasabah trader akan bertemu langsung dengan nasabah market maker dalam sebuah platform. Dengan platform peer to peer, GICTrade menyelesaikan dua permasalahan terbesar yang ditemukan di sistem broker tradisional yaitu konflik kepentingan antara Pialang, Pedagang, dan Nasabah beserta tingginya biaya trading. Dengan biaya trading yang super minim dan tidak adanya konflik kepentingan, GICTrade menciptakan arena perdagangan yang adil dan profit yang didapatkan lebih maksimal. GIC membukakan akses bagi siapapun, baik trader ritel atau profesional, pialang prospektif atau yang sudah ada, untuk bermain 'di sisi meja yang lain’. GIC Market Maker menawarkan manfaat berikut bagi penggunanya:- Diversifikasi risiko di berbagai pasar dan ukuran lot
- Mengambil keuntungan dari spread
- Mempertahankan posisi pasar yang ‘netral’, bebas dari arahan pasar
- Tidak ada biaya set-up dan perawatan
Bagaimana Cara Kerja Market Maker?
Untuk pengguna, proses untuk bertindak sebagai market maker relatif mudah. Seperti yang kita ketahui, untuk terjadi sebuah transaksi diperlukan 2 pihak yaitu pembeli dan penjual yang setuju untuk bertransaksi di harga tertentu. Jadi apabila trader open posisi buy, maka market maker akan open posisi sell dan begitupun sebaliknya sehingga disebut telah terjadi transaksi jual-beli. Pertanyaannya siapa yang selalu “melengkapi” transaksi dari para trader tersebut? Itulah peran dari market maker. Demikian, sudah jelas bahwa posisi trader dan market maker itu selalu berlawanan. Apabila trader buy, maka market maker itu sell. Dengan kata lain, apabila trader profit, maka market maker loss. Begitu juga sebaliknya.Sumber Foto : GIC via freepik
Jadilah Market Maker Sekarang!
- One-to-many system. Semua transaksi yang dilakukan Trader (aktif) akan dibagikan kepada selurh akun Market Maker secara proporsional disesuikan dengan Equity.
- Market Maker bersifat pasif dikarenakan Market Maker akan mengambil posisi apabila ada Trader yang membuka posisi (pasif).
- Karena bersifat pasif, maka nasabah tidak perlu stay memperhatikan chart, tidak perlu alokasikan waktu khusus untuk trading.
- Untuk menjadi nasabah Market Maker, Anda hanya perlu deposit minimal 5,000 GICT untuk dapat menikmati fungsi selayaknya sebuah perusahaan pedagang tanpa melewati persyaratan yang complicated.
- Nasabah hanya perlu membayar fee Market Maker sebesar 20% dari profit tanpa harus mengeluarkan biaya untuk membuka kantor ataupun merekrut anggota dan biaya operasional yang tinggi.
- Nasabah tidak perlu membayar fee jika akunnya tidak profit.
Sumber Foto : GIC via freepik