Pengertian Deflasi
Deflasi adalah sebuah kondisi terjadinya penurunan harga-harga barang secara besar-besaran dan terjadi secara terus menerus pada waktu yang sangat singkat. Berbeda dengan lawannya yaitu inflasi. Inflasi dan deflasi adalah kedua hal yang bertolak belakang, untuk menjelaskan suatu kondisi ekonomi sebuah negara yang sedang terjadi. Sementara itu, inflasi adalah kondisi harga-harga barang yang terus naik secara besar-besaran. Arti inflasi dan deflasi tersebut sangat relevan jika melihat kondisi Indonesia saat ini yang tengah mengalami krisis ekonomi di tengah pandemi. Secara sederhana, kita bisa menarik kesimpulan bahwa pengertian deflasi dan inflasi merupakan kondisi ekonomi sebuah negara. Perbedaan inflasi dan deflasi menyebabkan kondisi ekonomi sebuah negara menjadi tidak stabil dan mempengaruhi kondisi masyarakatnya itu sendiri. Maka dari itu sangat penting untuk kita mengetahui penjelasan terkait apa itu deflasi dan inflasi. Jika penjelasan di atas merupakan arti kata inflasi dan deflasi secara mudahnya, lantas apa pengertian pengertian deflasi menurut para ahli? Ahli yang membicarakan terkait deflasi dan inflasi adalah Stacia E.H. Sitohang. Menurutnya deflasi adalah kondisi dimana perekonomian sebuah negara sedang mengalami penurunan harga barang secara umum dan dalam waktu bersamaan nilai mata uang juga bertambah. Secara sederhana juga dapat deflasi adalah sebuah kondisi kebalikan dari inflasi, yang merupakan kondisi harga barang naik dengan secara bersamaan nilai mata uang menurun. Kesenjangan deflasi adalah kondisi yang dipicu oleh inflasi karena jumlah uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak dengan nilai yang menurun. Terkait penjelasan tersebut, selain istilah deflasi, dikenal juga istilah deflasi rupiah yang berkaitan dengan nilai mata uang yang bertambah dan berkurang. Terkait penjelasan arti deflasi mungkin sebagian dari kita belum memahami dengan jelas. Maka dari itu, terkait penjelasan inflasi dan deflasi adalah merujuk pada kondisi ekonomi, untuk memudahkannya, kita bisa mempelajarinya dari jenis-jenis deflasi. Yuk, langsung saja kita simak apa saja jenis dan contoh deflasi yang dimaksud di bawah ini.Jenis-jenis Deflasi
Di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, perekonomian Indonesia sedang memasuki masa krisis. Termasuk kondisi inflasi dan deflasi. Deflasi Indonesia tidak terhindarkan, namun bukan berarti harus diratapi. Kondisi sesulit apapun harus dihadapi, agar bisa keluar dan kembali masuk ke kondisi perekonomian normal. Deflasi memiliki beberapa jenis, untuk mendeskripsikan kondisi dari deflasi itu sendiri. Karena deflasi adalah kondisi semua harga barang menurun, terdapat beberapa kondisi deflasi yang spesifik sesuai dengan kondisi yang terjadi. Jenis deflasi adalah dua, pertama Deflasi Strategis, kedua Deflasi Sirkulasi. Di bawah ini adalah penjelasan jenis deflasi secara detail:1. Deflasi Strategis
Jenis ini merupakan deflasi yang terjadi karena adanya penetapan kebijakan mengenai pengendalian terhadap gejala konsumsi yang berlebihan yang terjadi di akar rumput (kalangan masyarakat). Sifat konsumtif masyarakat tersebut dinilai dapat menekan kenaikan harga pokok produk di pasar. Maka dari itu kebijakan dari pemerintah dikeluarkan. Kebijakan pemerintah terkait deflasi adalah untuk menekan konsumsi berlebihan pada masyarakat yang dapat berakibat turunnya harga barang, sehingga konsumsi masyarakat bisa meningkat tanpa harus berlebihan. Daya beli masyarakat meningkat dan terhindar dari sifat konsumtif yang tidak perlu. Salah satu contoh kebijakan pada jenis deflasi adalah adanya penurunan suku bunga oleh pemerintah melalui bank sentral. Tingkat suku bunga yang rendah tersebut dapat mengakibatkan masyarakat sebagai konsumen untuk meminjam uang di bank. Kondisi ini juga dapat membuat berbagai perusahaan sebagai konsumen berlomba untuk menyimpan uang di bank untuk memperoleh bunga yang besar. Dari kondisi tersebut, pada akhirnya uang yang beredar akan menjadi semakin sedikit dan menurunnya harga barang. Namun, jenis deflasi ini dapat memberikan dampak negatif, yaitu ketidakstabilan perekonomian negara dalam waktu yang lumayan lama.2. Deflasi Sirkulasi
Berbeda dengan deflasi strategis, jenis deflasi selanjutnya adalah deflasi sirkulasi. Deflasi adalah kondisi menurunnya harga barang, sementara deflasi sirkulasi terjadi saat masa transisi dari kesuksesan perekonomian menuju kondisi ekonomi yang merosot. Pada kondisi tersebut, harga barang sudah secara otomatis akan mengalami penurunan dengan sendirinya. Dalam kondisi ini, akan terjadi ketidakseimbangan antara daya produksi dan konsumsi sehingga harga pasar akan mengalami kemerosotan dan penurunan secara signifikan. Dalam kondisi ini, biasanya pemerintah akan langsung turun tangan dengan mengeluarkan kebijakan. Baik memberikan bantuan secara langsung, atau dalam kebijakan yang memudahkan produsen dan konsumen melakukan transaksi jual beli. Karena deflasi adalah penurunan harga, dalam hal ini produsen dan konsumen yang akan mengalami kerugian. Contoh terkait deflasi sirkulasi adalah seperti yang terjadi pada tahun 2008, ketika banyak negara memproduksi minyak mentah secara berlebihan. Hal tersebut berdampak pada harga minyak yang menurun drastis dan tentu saja tidak bisa dikendalikan. Berawal dari itu, banyak negara yang mengalami deflasi, termasuk Indonesia. Namun, agar bisa lebih paham terkait kondisi deflasi adalah penurunan harga, kita bisa melihatnya dari contoh kasus lainnya yang pernah terjadi. Satu contoh kasus tidak cukup untuk membuat paham. Yuk, mari kita langsung simak berbagai contoh kasusnya di bawah ini.Contoh Deflasi
Agar cepat paham dan mengerti, menggunakan contoh kasus merupakan cara yang tepat. Berikut ini adalah beberapa contoh deflasi yang pernah terjadi:1. Turunnya Harga Komoditas Makanan dan Bumbu-bumbu di Indonesia
Contoh inflasi dan deflasi yang pertama terjadi belum lama di Indonesia. Pada akhir tahun 2019, Badan Pusat Statistik mencatat bahwa Indonesia mengalami deflasi sebesar 0.27%, pada medio bulan September 2019. Deflasi terjadi disebabkan oleh sejumlah komoditas makanan dan bumbu-bumbu yang mengalami penurunan harga. Makanan dan bumbu-bumbu tersebut adalah ayam, cabai merah, cabai rawit dan telur ayam. Kondisi deflasi harga komoditas makanan dan bumbu-bumbu tersebut terjadi hampir secara merata di Indonesia. Kurang lebih, tercatat ada sekitar 82 kota/kabupaten di Indonesia yang mengalami kondisi deflasi tersebut.2. Harga Komoditas Turun Drastis di Rumania
Kali ini kita ambil contoh deflasi yang terjadi di Romania, deflasi terjadi sekitar tahun 2008 ketika krisis finansial terjadi secara global. Negara-negara di Eropa mengalami deflasi lumayan parah. Dampak deflasi yang sangat besar terjadi di Rumania. Padahal Rumania merupakan negara Eropa yang memiliki perekonomian stabil. Deflasi yang dialami oleh Rumania bahkan mencapai angka hingga 3,6%. Penyebab dari deflasi yang dialami adalah produksi minyak mentah yang melimpah pada saat deflasi terjadi, yaitu pada tahun 2016. Padahal, produksi minyak mentah dimaksudkan untuk dapat diolah menjadi bahan bakar keperluan industri. Namun, karena produksi yang berlebihan, jadi berdampak pada harga komoditas di Rumania yang anjlok.3. Spiral Deflasi di Jepang Selama 30 Tahun
Walaupun kita sangat yakin bahwa Jepang merupakan salah satu negara Asia yang memiliki perkembangan ekonomi dan teknologi yang sangat baik, namun ternyata Jepang pernah terjebak Spiral Deflasi selama 30 tahun. Hal tersebut terjadi sejak tahun 1989, ketika suku bunga dinaikkan oleh Bank of Japan. Sejak saat itu, pertumbuhan ekonomi Jepang melambat, dan bahkan stagnan lalu kemudian menurun. Sejak suku bunga dinaikkan, Jepang hanya mampu melakukan pertumbuhan ekonomi negaranya hanya 2% saja. Hal tersebut tentu berdampak buruk, produktivitas pekerja di Jepang menurun yang terlihat pada pertumbuhan ekonomi negaranya.4. Dampak Revolusi Industri Dunia
Memasuki abad ke-19, banyak teknologi bermunculan yang mendorong terjadinya revolusi industri di dunia. Hal tersebut berdampak positif, yaitu banyaknya berbagai industri yang berlomba untuk memproduksi barang dengan jumlah yang besar. Namun, produksi barang dalam jumlah yang besar ternyata begitu berlebihan, yang kemudian menjadi penyebab terjadinya deflasi. Saat pasokan barang produksi meningkat secara besar-besaran, harga barang justru semakin menyusut dan menurunkan nilainya. Deflasi secara global tidak terhindarkan, terutama pada negara-negara produsen yang memiliki banyak industri. Dari beberapa contoh di atas, mungkin kita sudah mulai tergambar seperti apa deflasi itu. Dan yang paling penting, agaknya kita mulai paham penyebab utama dari terjadinya deflasi itu apa. Namun, agar lebih jelas lagi, kita bisa menyimak daftar faktor penyebab deflasi di bawah ini.Faktor Penyebab Terjadinya Deflasi
Faktor atau komponen yang menyebabkan deflasi adalah banyaknya jumlah barang yang diproduksi secara berlebih sebagaimana yang dapat kita lihat pada contoh-contoh kasus yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, ternyata penyebab terjadinya deflasi bukan hanya satu, namun ada beberapa penyebab. Berikut ini merupakan beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya deflasi:- Turunnya Jumlah Uang yang Beredar
- Peningkatan Persediaan Barang yang Berlebih
- Terlalu Banyak Barang Produksi yang Sama
Dampak Terjadinya Deflasi
Karena kecenderungan dari maksud deflasi yang seringkali menyebabkan dampak negatif. Pertama-pertama kita akan bahas berbagai akibat deflasi yang memiliki dampak buruk. Yaitu:- Berpotensi menurunnya pendapatan dari berbagai perusahaan
- Menimbulkan banyak PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) karyawan dan pengurangan gaji karyawan
- Perubahan pola pengeluaran konsumen
- Turunnya investasi dan harga-harga saham
- Dapat membuat masyarakat (konsumen) menjadi lebih berhemat
- Nilai mata uang akan semakin menguat
- Masyarakat terdorong untuk menabung demi kebaikan finansial mereka masing-masing
Bagaimana Cara Mengatasi Deflasi?
Karena pengaruh inflasi dan deflasi terhadap perekonomian sangat signifikan dan bisa langsung dirasakan oleh masyarakat di akar rumput, maka dari itu cara mengatasi deflasi harus segera dilakukan dan benar-benar diterapkan. Terdapat beberapa tahapan dan cara mengatasi inflasi dan deflasi, yaitu:- Menurunkan tingkat suku bunga. Tujuannya adalah untuk menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat, agar masyarakat bisa menabung secara mandiri dan membeli berbagai keinginan dan kebutuhannya. Deflasi pun secara perlahan bisa diatasi.
- Menerapkan kebijakan moneter. Kebijakan ini hanya bisa dikeluarkan oleh bank sentral dengan tujuan yang sama dengan poin pertama, yaitu untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar pada masyarakat.
- Menerapkan kebijakan fiskal. Tujuannya masih sama, untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat.
- Menerapkan kebijakan non moneter. Kebijakan ini tujuannya masih sama dengan cara-cara sebelumnya. Karena pada dasarnya, deflasi akan dapat diatasi ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat cukup. Dan masyarakat dapat membeli berbagai kebutuhan tanpa berbagai pertimbangan.